15 Desember 2008

Biografi "Ibnu Sina"

BIOGRAFI SANG CENDEKIAWAN MUSLIM ”IBNU SINA”

Biografi Tokoh Islam: Ibnu Sina

Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Beliau juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah “Bapak Pengobatan Modern” dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.


Karya Ibnu Sina, fisikawan terbesar Persia abad pertengahan , memainkan peranan penting pada Pembangunan kembali Eropa. Ibnu Sina, Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (Persia ابوعلى سينا Abu Ali Sina atau dalam tulisan arab : أبو علي الحسين بن عبد الله بن سينا) sering dilatinkan Ibnu Sina adalah seorang Persia, fisikawan, filosofis, dan ilmuwan yang lahir pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).

Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak diantaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai “bapak kedokteran modern.” George Sarton menyebut Ibnu Sina “ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu.” pekerjaannya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).

Awal Kehidupan Kehidupannyan dikenal lewat sumber - sumber berkuasa. Suatu autobiografi membahas tiga puluh tahun pertama kehidupannya, dan sisanya didokumentasikan oleh muridnya al-Juzajani, yang juga sekretarisnya dan temannya.

Ibnu Sina lahir pada tahun 370 (H) / 980 (M) di rumah ibunya Afshana, sebuah kota kecil sekarang wilayah Uzbekistan (bagian dari Persia). Ayahnya, seorang sarjana terhormat Ismaili, berasal dari Balkh Khorasan, dan pada saat kelahiran putranya dia adalah gubernur suatu daerah di salah satu pemukiman Nuh ibn Mansur, sekarang wilayah Afghanistan (dan juga Persia). Dia menginginkan putranya dididik dengan baik di Bukhara.

Meskipun secara tradisional dipengaruhi oleh cabang Islam Ismaili, pemikiran Ibnu Sina independen dengan memiliki kepintaran dan ingatan luar biasa, yang mengizinkannya menyusul para gurunya pada usia 14 tahun.

Ibn Sina dididik dibawah tanggung jawab seorang guru, dan kepandaiannya segera membuatnya menjadi kekaguman diantara para tetangganya; dia menampilkan suatu pengecualian sikap intellectual dan seorang anak yang luar biasa kepandaiannya / Child prodigy yang telah menghafal Al-Quran pada usia 5 tahun dan juga seorang ahli puisi Persia. Dari seorang pedagan sayur dia mempelajari aritmatika, dan dia memulai untuk belajar yang lain dari seorang sarjana yang memperoleh suatu mata pencaharian dari merawat orang sakit dan mengajar anak muda.

Meskipun bermasalah besar pada masalah - masalah metafisika dan pada beberapa tulisan Aristoteles. Sehingga, untuk satu setengah tahun berikutnya, dia juga mempelajari filosofi, dimana dia menghadapi banyak rintangan. pada beberapa penyelidikan yang membingungkan, dia akan meninggalkan buku - bukunya, mengambil air wudhu, lalu pergi ke masjid, dan terus sholat sampai hidayah menyelesaikan kesulitan - kesulitannya. Pada larut malam dia akan melanjutkan kegiatan belajarnya, menstimulasi perasaannya dengan kadangkala segelas susu kambing, dan meskipun dalam mimpinya masalah akan mengikutinya dan memberikan solusinya. Empat puluh kali, dikatakan, dia membaca Metaphysics dari Aristoteles, sampai kata - katanya tertulis dalam ingatannya; tetapi artinya tak dikenal, sampai suatu hari mereka menemukan pencerahan, dari uraian singkat oleh Farabi, yang dibelinya di suatu bookstall seharga tiga dirham. Yang sangat mengagumkan adalah kesenangannya pada penemuan, yang dibuat dengan bantuan yang dia harapkan hanya misteri, yang mempercepat untuk berterima kasih kepada Allah SWT, dan memberikan sedekah atas orang miskin.

Dia mempelajari kedokteran pada usia 16, dan tidak hanya belajar teori kedokteran, tetapi melalui pelayanan pada orang sakit, melalui perhitungannya sendiri, menemukan metode - metode baru dari perawatan. Anak muda ini memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan pada usia 18 tahun dan menemukan bahwa “Kedokteran tidaklah ilmu yang sulit ataupun menjengkelkan, seperti matematika dan metafisika, sehingga saya cepat memperoleh kemajuan; saya menjadi dokter yang sangat baik dan mulai merawat para pasien, menggunakan obat - obat yang sesuai.” Kemasyuran sang fisikawan muda menyebar dengan cepat, dan dia merawat banyak pasien tanpa meminta bayaran.

Pekerjaan pertamanya menjadi fisikawan untuk emir, yang diobatinya dari suatu penyakit yang berbahaya. Majikan Ibnu Sina memberinya hadiah atas hal tersebut dengan memberinya akses ke perpustakaan raja Samanids, pendukung pendidikan dan ilmu. Ketika perpustakaan dihancurkan oleh api tidak lama kemudian, musuh - musuh Ibnu Sina menuduh din oa yang membakarnya, dengan tujuan untuk menyembunyikan sumber pengetahuannya. Sementara itu, Ibnu Sina membantu ayahnya dalam pekerjaannya, tetapi tetap meluangkan waktu untuk menulis beberapa karya paling awalnya.

Ketika Ibnu Sina berusia 22 tahun, ayahnya meninggal.Samanid dynasty menuju keruntuhannya pada Desember 1004. Ibnu Sina menolak pemberian Mahmud of Ghazni, dan menuju kearah Barat ke Urgench di Uzbekistan modern, dimana vizier, dianggap sebagai teman seperguruan, memberinya gaji kecil bulanan. Tetapi gajinya kecil, sehingga Ibnu Sina mengembara dari satu tempat ke tempat lain melalui distrik Nishapur dan Merv ke perbatasan Khorasan, mencari suatu opening untuk bakat - bakatnya. Shams al-Ma’äli Qäbtis, sang dermawan pengatur Dailam, seorang penyair dan sarjana, yang mana Ibn Sina mengharapkan menemukan tempat berlindung, dimana sekitar tahun (1052) meninggal dibunuh oleh pasukannya yang memberontak. Ibnu Sina sendiri pada saat itu terkena penyakit yang sangat parah. Akhirnya, di Gorgan, dekat Laut Kaspi, Ibnu Sina bertamu dengan seorang teman, yang membeli sebuah ruman didekat rumahnya sendiri idmana Ibnu Sina belajar logika dan astronomi. Beberapa dari buku panduan Ibnu Sina ditulis untuk orang ini ; dan permulaan dari buku Canon of Medicine juga dikerjakan sewaktu dia tinggal di Hyrcania.

14 Desember 2008

Bahayakah Vaksin ?

"Bahayakah Vaksin ?"

Penularan Polio Besar-Besaran Dilaporkan Terjadi di Nigeria. Di Kano, Nigeria Penularan penyakit Polio dalam skala besar, yang menjadi tanda tanya, dilaporkan hari Jum'at, telah menyerang anak2 di Nigeria Utara yg umumnya adalah penduduk Muslim. Mereka akhirnya memboikot kampanye imunisasi dan penguasa lokal menyerukan untuk sesegera mungkin menyetop imunisasi untuk mencegah penyebaran yg lebih luas.Penularan skala besar yang mencurigakan ini terjadi di Negara bagian Kano, salah satu dari beberapa daerah di Nigeria Utara yang diberikan vaksinasi polio yang merupakan vaksin-vaksin yang diberikan Amerika Serikat sebagai sumbangan untuk penduduk muslim, yg ternyata juga membuat anak-anak menjadi steril atau tidak akan mempunyai keturunan!

Pada hari Jum'at, pejabat lokal di Negara bagian Kano, Rogo mengungkap bahwa mereka telah merekam puluhan kasus polio yang mencurigakan dalam minggu-minggu terakhir. Rogo terletak 60 mil sebelah tenggara ibukota negara bagian, yg juga bernama Kano. Setiap 15 kecamatan di Rogo terlihat rata-rata memiliki 2 kasus, Nasril Dalha, Wakil ketua Dewan Kota menyatakan kepada Radio Independen Lokal. Semua kasus memperlihatkan gejala-gejala demam, lemas, kaku di bagian leher, dan rasa sakit di bagian persendian, yang semuanya berhubungan dengan polio, dimana beberapa diantara kasus tersebut telah menyebabkan kelumpuhan.

Dahla menyerukan agar Gubernur Negara Bagian Kano dan Pemerintahannya segera melakukan intervensi. 'Jika ini tidak segera diatasi, saya khawatir akan lebih banyak lagi anak-anak yang terkena dampaknya.' Ia menambahkan. WHO telah mengirimkan sebuah tim ke daerah tersebut untuk mengevaluasi penularan polio yang dilaporkan, demikian seorang pejabat WHO berkata hari Jum'at, membicarakan kondisi yang belum pasti diketahui. 'Kecuali jika dilakukan beberapa pengujian, kita tidak dapat mengatakan bahwa itu polio.' demikian dikatakan pejabat tsb.

Pada September 2004, Shekarau menunda keikut-sertaan program imunisasi global di berbagai lokasi, karena para ilmuwan lokal telah menemukan HORMON DALAM VAKSIN yg dibuat diluar negeri yang dikhawatirkan dapat MENYEBABKAN PARA PEREMPUAN MENJADI MANDUL.

Beberapa pemimpin Islam lokal menuduh Pemerintah Federal Nigeria menjadi bagian dari pelaksanaan rencana Amerika untuk menghabiskan orang-orang muslim dengan menggunakan vaksin. Sementara WHO bersikeras menyatakan bahwa vaksin itu aman, dan menyangkal bahwa program vaksinasi dapat menimbulkan kembali ancaman penyakit kelumpuhan.

Kano kemudian melanjutkan untuk menghindari vaksinasi setelah beberapa negara bagian ikut bersama-sama MEMBUAT KAMPANYE pada bulan Maret.

Apakah Berbagai Vaksin Menyebabkan Penyakit dari pada Menyembuhkan?

(Oleh Alan Cantwell, Jr., M.D.-Berbagai Eksperimen Vaksin Terselubung)

Memanfaatkan ANAK-ANAK MANUSIA SEBAGAI TIKUS PERCOBAAN dalam berbagai eksperimen pemberian vaksin yang berpotensi membahayakan anak tersebut, merupakan mimpi terburuk bagi para orang tua. Namun hal ini telah terjadi pada 1989-1991 ketika 'Kaiser Permanente' di Kalifornia Selatan dan Pusat-Pusat.

Pengendalian Penyakit (CDC) lainnya bersama-sama melakukan eksperimen vaksin campak. Tanpa menyingkap apa yang sebenarnya terjadi kepada para orang tua, vaksin campak 'High Titre' buatan Yugoslavia Edmonton-Zagreb telah diuji coba pada 1.500 anak-anak miskin keturunan orang kulit hitam dan latin, dikota Los Angeles. Vaksin tersebut SANGAT DIREKOMENDASIKAN oleh WHO, vaksin yang juga sebelumnya diuji coba untuk disuntikkan kepada para bayi di Meksiko, Haiti,dan Afrika. Program itu tidak dilanjutkan ketika kemudian didapati BANYAK ANAK-ANAK MENINGGAL DUNIA DALAM JUMLAH BESAR.

Vaksin campak tersebut mengakibatkan rusaknya sistem kekebalan tubuh anak-anak dalam waktu panjang selama 6 bulan sampai 3 tahun. Akibatnya anak-anak yg diberi vaksin mengalami penurunan kekebalan tubuh dan MENINGGAL DUNIA DALAM JUMLAH BESAR dari penyakit-penyakit lainnya, lebih banyak dari anak-anak yg tidak diberi vaksin. Lebih tragis lagi, bayi-bayi perempuan Afrika diberi dosis dua kali dari bayi laki-laki, karenanya bayi-bayi perempuan mengalami tingkat kematian yang lebih tinggi. WHO kemudian menarik vaksin-vaksin tersebut dari pasar di tahun 1992. Ironis, vaksin campak E-Z yg diuji Kaiser yg seharusnya meningkatkan sistem kekebalan tubuh malah terjadi sebaliknya, yg justru menimbulkan efek penyakit. Tapi aneh, salah satu Editorial Times, LA 20 Juni 1996, menjamin para pembacanya bahwa 'tidak ada satu pun dari 1.500 bayi cacat sebagai akibat vaksin yg tidak berlisensi' dan menyebut Pusat Pengendali Penyakit (CDC) menjamin bahwa percobaan-percobaan vaksin campak E-Z tidak akan pernah terjadi lagi.

Seseorang mempertanyakan seberapa banyak rahasia dari eksperimen-eksperimen vaksin yg dilakukan para pejabat kesehatan yg ternyata tidak pernah diketahui masyarakat umum. Selama dua tahun eksperimen vaksin campak dilakukan, saya (Alan Cantwell) dipekerjakan oleh Kaiser dan saya tidak pernah tahu apapun mengenai percobaan itu hingga saya membacanya dalam laporan Times 5 tahun kemudian, di tahun 1996.

Di kota-kota seluruh negeri JUMLAH KASUS PENYAKIT ASMA TIBA-TIBA MELEDAK dan para pejabat kesehatan tidak tahu mengapa itu terjadi.. Menurut CDC, 5000 penderita Asma MENINGGAL DUNIA setiap tahunnya, dan diperkirakan 17,3 JUTA ORANG (4,8 juta diantaranya anak-anak) MENDERITA PENYAKIT ITU, meningkat dari 6,7 juta penderita di tahun 1980. Asma biasanya mulai menyerang pada usia dibawah 6 tahun, dan orang hitam biasanya 2 sampai 3 kali lebih banyak cenderung meninggal dunia dibandingkan penduduk berkulit putih. Di wilayah Bronx dan Harlem di New York, tingkat perawatan rumah sakit untuk penyakit asma 21 kali lebih tinggi dari pada daerah-daerah lain yg terserang di New York.

Dapatkah peningkatan penyakit asma secara tajam di kalangan anak-anak hitam berkaitan dengan kerusakan kekebalan tubuh yg disebabkan serangan vaksin-vaksin? Para pejabat tidak pernah mengangkat ke permukaan keterkaitan antara kerusakan kekebalan tubuh akibat vaksin dengan berbagai penyakit seperti asma.

Dengan berbagai eksperimen vaksin yg sering dilakukan di Afrika dan sekarang terhadap orang kulit hitam Amerika, tidak heran jika satu dari empat orang amerika keturunan Afrika percaya bahwa AIDS sengaja dikembangkan sebagai upaya pemerintah amerika serikat untuk pembersihan etnik, khususnya menghabiskan penduduk berkulit hitam. Tapi percobaan-percobaan vaksin di tahun 1990-an tidak hanya terbatas pada orang hitam. JUTAAN PEREMPUAN MEKSIKO, NIKARAGUA, dan FILIPINA TELAH MENJADI KORBAN PENIPUAN yg HARUS MENGIKUTI PROGRAM VAKSIN TETANUS, dimana beberapa diantaranya diisi hormon perempuan yg dapat menyebabkan KEGUGURAN PADA IBU HAMIL DAN KEMANDULAN.

Di tahun 1995 sebuah organisasi hak asazi manusia katolik yang disebut Kehidupan Manusia Internasional (Human Life International) menuduh WHO telah mempromosikan vaksin tetanus buatan Kanada yang ditambahkan hormon kehamilan yang disebut 'human choriogonadotropic hormone (HCG). Kecurigaan semakin meningkat ketika vaksin tetanus ditulis dalam resep yang tidak wajar yakni lima kali lebih banyak dengan suntikan dalam waktu 3 bulan, dan hanya direkomendasikan untuk perempuan diusia produktif.

Ketika sejumlah perempuan diluar normal mengalami perdarahan dan keguguran setelah mendapat suntikan, sebuah hormon tambahan dituding sebagai penyebabnya. Lalu Tiba tiba WHO melakukan percobaan vaksin anti kemandulan selama lebih dari 20 tahun. Perempuan-perempuan yang mendapat suntikan tetanus yang ditambahkan hormon bukan hanya mengembangkan antibody terhadap tetanus, tetapi juga mengembangkan antibody yang membahayakan bagi hormon kehamilan. Tanpa hormon HCG ini pertumbuhan janin akan terganggu. Akibatnya vaksin yang diberi tambahan diberikan sebagai alat kontrasepsi terselubung. Kemudian WHO menyangkal semua tuduhan itu sebagai 'tuduhan tak berdasar yang sama sekali tidak benar', dan SEBAGIAN BESAR MEDIA TIDAK PERNAH MEMBERITAKANNYA SEBAGAI SEBUAH KONTROVERSI. Untuk mengetahui isu ini secara lebih rinci, dapat berkonsultasi dengan situs internet Human Life International (www.hli.org).

Bukti terbaru pengujian vaksin menunjukkan resiko yang serius. Pada oktober 1999 sebuah vaksin untuk melawan infeksi 'rotavirus' (yg menyebabkan mayoritas kasus diare pada anak-anak) ditarik dari pasaran. Satu tahun setelah vaksin Rotashield disuntikkan kepada lebih dari satu juta bayi, ternyata dapat meningkatkan resiko gangguan perut (pencernaan). Hampir 100 kasus gangguan pencernaan dilaporkan ke pemerintah, dan 20 bayi terkena gangguan pencernaan dalam waktu satu atau dua minggu setelah mendapat vaksin.

Cacar

16 Desember 2002, menteri kesehatan dan pelayanan Masyarakat Amerika, Tommy G. Thompson menyatakan bahwa ia tidak merencanakan untuk memberi suntikan vaksin cacar, dan ia MEREKOMENDASIKAN kepada anggota kabinet lainnya untuk TIDAK MEMINTA PELAKSANAAN PENYUNTIKAN VAKSIN ITU. 'Sejak vaksinasi secara massal diterapkan pada jutaan bayi, banyak dilaporkan BERBAGAI GANGGUAN SERIUS PADA OTAK, JANTUNG, SISTEM METABOLISME, DAN GANGGUAN LAIN MULAI MENGISI HALAMAN-HALAMAN JURNAL KESEHATAN.'. Kenyataannya vaksin untuk janin telah digunakan untuk memasukkan encephalomyelitis, dengan indikasi terjadinya pembengkakan otak dan pendarahan di dalam. (diambil dari pernyataan Viera Scheibner, PhD)

Vaksin Hepatitis B dan Diabetes

Bart Classen, seorang dokter dari Maryland, menerbitkan data yang memperlihatkan bahwa tingkat penyakit diabetes berkembang secara signifikan di Selandia Baru mengikuti kampanye vaksin hepatitis B secara massal di kalangan anak-anak, dan tingkat penyakit diabetes ini naik secara tajam di Finlandia setelah 3 vaksin anak-anak diperkenalkan.

Thimerosal

Para anggota kongres menerapkan denda tindakan kriminal untuk institusi pemerintah yang mengetahui tentang bahaya thimerosal dalam vaksin dan tidak melakukan langkah apapun untuk melindungi anak-anak Amerika. Anggota Kongres Dan Burton (R-Indiana) selama dengar pendapat di Kongres berkata: 'Anda bermaksud menggatakan pada saya bahwa sejak 1929 kita telah menggunakan thimerosal, dan satu-satunya pengujian yang anda tahu adalah dari tahun 1929, dan SETIAP ORANG TERKENA MENINGITIS DAN MEREKA SEMUA MENINGGAL DUNIA?' Selama hampir satu jam Burton berulang kali bertanya pada pejabat FDA dan CDC mengenai apa yang mereka ketahui dan kapan mereka mengetahuinya.

Thimerosal berisi tambahan MERCURY yang disebut ethyl mercury. Mercury adalah zat racun logam yang dapat menyebabkan disfungsi (tidak berfungsinya) kekebalan tubuh, saraf-saraf sensorik, motorik dalam berperilaku. FDA menyebutkan bahwa beberapa bayi sangat tergantung pada vaksin yang mereka dapatkan dan kapan vaksin itu diberikan, dapat memacu berkembangnya ethyl mercury diluar standar yang ditetapkan pemerintah federal, seberapa besar toleransi ethyl mercury masuk kedalam tubuh. Gejala-gejala keracunan mercury pada anak balita adalah sama persis dengan gejala pada AUTISME. Hal ini dapat menjelaskan mengapa baru-baru ini TERJADI PENINGKATAN JUMLAH ANAK YANG DIDIAGNOSA MENDERITA AUTISME SEJAK AWAL 1990-an. Semakin banyaknya anak-anak yang didiagnosa menderita autisme tampaknya MEMILIKI KORELASI DENGAN adanya rekomendasi baik untuk mendapatkan VAKSIN HEPATITIS B dan VAKSIN HIB kepada bayi-bayi diawal 1990-an. Autisme adalah tidak berfungsinya sistem syaraf ditandai dengan gangguan saat berbahasa, perkembangan kognitif (pengetahuan), dan perkembangan sosial.

Peraturan yang Mengharuskan Vaksinasi- 23 Mei 2002

Peraturan Darurat untuk yang Berwenang di Bidang Kesehatan baru diperkenalkan di negara bagian kedua, Winconsin, dan hukum itu SUDAH DITERAPKAN DI KENTUCKY. Peraturan ini juga dipertimbangkan untuk diterapkan di 48 Negara bagian lainnya. Menurut hukum di Winconsin, bagi yang menolak gerakan vaksinasi akan dikenakan denda $ 10.000 dan atau 9 bulan kurungan penjara.

Vaksin selain berbahaya buat kesehatan ternyata ia juga Najis dan Haram buat umat Islam. Baca kandungan dan bahaya vaksin di bawah ini:

BAHAYA VAKSIN MENURUT PANDUAN CAP PERSATUAN PENGGUNA PULAU PINANG MALAYSIA

  • Ramuan VaksinMenurut Physicians’ Desk Refference 1997
  • Alumunium hidroksida
  • Alumunium fosfat
  • Alumunium sulfat
  • Amphotericin B
  • Tisu (jaringan) binatang (spt: ginjal monyet, embrio anka ayam, telur ayam)
  • Serum anak lembu
  • Beta-propiolactone
  • Serum janin lembu
  • Formaldehid
  • Formalin
  • Gelatin
  • Gliserol
  • Sel diploid manusia (tisu janin yang digugurkan)
  • Gelatin yang dihrolisis
  • MSG
  • Noemycin
  • Neomycin sulfate
  • Penunjuk merah fenol
  • Fenoksietanol (anti beku)
  • Kalium disfosfat
  • Kalium mofosfat
  • Polymyxin B
  • Polysorbate 20
  • Polysorbate 80
  • Hydrolysate kasein pankreas babi
  • Sisa protein MRC5
  • Sorbitol
  • Sukrosa
  • Thimerosal (mengandung raksa)
  • Tri (n) butylphosphate
  • Sel-sel VERO (sel ginjal momyet)
  • Sel darah merah biri-biri yang dibersihkan

BAHAYA RAMUAN VAKSIN

  • ALUMUNIUM (alumunium hidrosida&alumunium fosfat):meracuni darah,mengganggu saraf, keruskan otak, Alzheimer, hilang ingatan sementara,kejang,koma
  • AMMONIUM SULFAT:meracuni gastrousus,hati,saraf,dan sistem pernafasan
  • AMPHOTERICIN B: efek samping darah beku, ketidaksempurnaan darah,masalah ginjal,demam, dan bisa merusak kulit
  • TISU BINATANG : tidak berguna dan meracuni tubuh
  • BETA-PROPIOLACTONE : menyebabkan kanker, meracuno gastrousus,hati,pencernaan,kulit
  • KASEIN (Protein susu) : dalam tubuh ia dianggap sbg protein asing yang beracun
  • SERUM JANIN LEMBU : mengandung virus bovine (yang kelihatan sama spt HIV) (Juornal of The Royal (London) Society of Medicine,Okotober 1988)
  • FORMALDEHID : Penyebab kanker, diangap lebih berbahaya dari bahn kimia lain (Environmental Defense Fund, AS)
  • FORMALIN : Penyabab kanker,obat mayat.
  • GELATIN : Menimbulkan kerusakan pada manusia
  • SEL-SEL DIPLOID MANUSIA : Najis, beracun
  • MSG : Keruskaan saraf otak, gangguan endokrin, rasa terbakar atau kebas di belakang leher,lengan dan belakang; sakit dada, sakit kepala, denyutan jantung cepat, kesulitan bernafas.
  • NEOMYCIN : Menganggu penyerapan Vit B6, bsa menyebabkan epilepsi,anak-anak lemah otak
  • FENOL : keracunan sitemik, kelemahan,perpeluhan,sakit kepala, kerusakan ginjal,kejanggagal ginjal, kegagalan kardiak,muntah, gangguan mental bahkan kematian.
  • FENOKSIETANOL : Alkohol yg amat beracun, bau badan tidak sedap, kebutaan, asidosis, hipoglisemia, hiperlipidemia,tekanan sistem saraf pusat, kerusakan gastrousus,koma,kematian.
  • POLYMYXIN B : Antibioti yang punya efeksamping ringan sampai mengancam nyawa
  • POLYSORBATE 20&80:Meracuni kulit,penyebab kanker pada binatang
  • SORBITOL : masalah sitem usus
  • THIMEROSAL (RAKSA) : Merusak otak dan sistem saraf, autisme, penyakit autoimun
  • TRI (N) BUTYLPHOSPHATE : Meracuni ginjal dan saraf
  • SEL-SEL VERO : Sel-sel dari ginjal monyet hijau (Vervet) dari Afrika
  • ETILENA GLIKOL : Bahan pelarut cat, pencucui kaca

Sumber : http://www.shirleys-wellness-cafe.com/vaccines.htm#ethnic_cleansing

09 Desember 2008

Habbatus Sauda, Madu, dan Minyak Zaitun


Sahabatku, tahukah kalian bahwa penyakit itu ada dua macam, penyakit hati dan penyakit jasmani? Kedua penyakit itu disebutkan dalam Al-Qur’an. Klasifikasi jenis penyakit ini mengandung hikmah ilahi dan kemukjizatan yang hanya bisa dicapai oleh kalangan medis di pertengahan abad ke-18. Sesungguhnya iman kepada Allah dan para Rasul, yaitu aqidah yang tertanam dalam hati, merupakan solusi pengobatan yang terpenting bagi hati, yakni bagi penyakit jiwa. Sedangkan untuk penyakit jasmani, kita bisa menengok metode pengobatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.


Istilah Thibbun Nabawi dimunculkan oleh para dokter muslim sekitar abad ke-13 M untuk menunjukkan ilmu-ilmu kedokteran yang berada dalam bingkai keimanan pada Allah, sehingga terjaga dari kesyirikan, takhayul dan khurofat.

1. Habbatus Sauda’ atau Jinten Hitam atau Syuwainiz

Imam Bukhari meriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. bahwa ia pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: “Sungguh dalam habbatus sauda’ itu terdapat penyembuh segala penyakit, kecuali as-sam.” Saya bertanya, “Apakah as-sam itu?” Beliau menjawab, “Kematian”. Habbatus sauda’ berkhasiat mengobati segala jenis penyakit dingin, bisa juga membantu kesembuhan berbagai penyakit panas karena faktor temporal. Biji habbatus sauda’ mengandung 40% minyak takasiri dan 1,4% minyak atsiri, 15 jenis asam amino, protein, Ca, Fe, Na dan K. kandungan aktifnya thymoquinone (TQ), dithymouinone (DTQ), thymohydroquimone (THQ) dan thymol (THY). Telah terbukti dari berbagai hasil penelitian ilmiah bahwa habbatus sauda’ mengaktifkan kekebalan spesifik/kekebalan didapat, karena ia meningkatkan kadar sel-sel T pembantu, sel-sel T penekan, dan sel-sel pembunuh alami. Beberapa resep penggunaan dan manfaat habbatus sauda’:

  1. Ditumbuk, dibuat adonan dangan campuran madu, kemudian diminum setelah dicampur air panas, diminum rutin berhari-hari: menghancurkan batu ginjal dan batu kandung kencing, memperlancar air seni, haid dan ASI.
  2. Diadon dengan air tepung basah atau tepung yang sudah dimasak, mampu mengeluarkan cacing dengan lebih kuat.
  3. Minum minyaknya kira-kira sesendok dicampur air untuk menghilangkan sesak napas dan sejenisnya.
  4. Dimasak dengan cuka dan dipakai berkumur-kumur untuk mengobati sakit gigi karena kedinginan.
  5. Digunakan sebagai pembalut dicampur cuka untuk mengatasi jerawat dan kudis bernanah.
  6. Ditumbuk halus, setiap hari dibalurkan ke luka gigitan anjing gila sebagian dua atau tiga kali oles, lalu dibersihkan dengan air.

Untuk konsumsi rutin menjaga kesehatan, sebaiknya dua sendok saja. Sebagian kalangan medis menyatakan bahwa terlalu banyak mengkonsumsinya bisa mematikan.

2. Madu atau ‘Asl

“Dari perut lebah itu keluar cairan dengan berbagai warna, di dalamnya terdapat kesembuhan bagi manusia.” (QS. An-Nahl: 69)

Beberapa hasil penelitian tentang madu:

a. Bakteri tidak mampu melawan madu

Dianjurkan memakai madu untuk mengobati luka bakar. Madu memiliki spesifikasi anti proses peradangan (inflammatory activity anti)

b. Madu kaya kandungan antioksidan

Antioksidan fenolat dalam madu memiliki daya aktif tinggi serta bisa meningkatkan perlawanan tubuh terhadap tekanan oksidasi (oxidative stress)

c. Madu dan kesehatan mulut

Bila digunakan untuk bersikat gigi bisa memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi, mengobati sariawan dan gangguan mulut lain.

d. Madu dan kulit kepala

Dengan menggunakan cairan madu berkadar 90% (madu dicampur air hangat) dua hari sekali di bagian-bagian yang terinfeksi di kepala dan wajah diurut pelan-pelan selama 2-3 menit, madu dapat membunuh kutu, menghilangkan ketombe, memanjangkan rambut, memperindah dan melembutkannya serta menyembuhkan penyakit kulit kepala.

e. Madu dan pengobatan kencing manis

Madu mampu menurunkan kadar glukosa darah penderita diabetes karena adanya unsure antioksidan yang menjadikan asimilasi gula lebih mudah di dalam darah sehingga kadar gula tersebut tidak terlihat tinggi. Madu nutrisi kaya vitamin B1, B5, dan C dimana para penderita diabetes sangat membutuhkan vitamin-vitamin ini. Sesendok kecil madu alami murni akan menambah cepat dan besar kandungan gula dalam darah, sehingga akan menstimulasi sel-sel pankreas untuk memproduksi insulin. Sebaiknya penderita diabetes melakukan analisis darah dahulu untuk menentukan takaran yang diperbolehkan untuknya di bawah pengawasan dokter.

f. Madu mencegah terjadinya radang usus besar (colitis), maag dan tukak lambung

Madu berperan baik melindungi kolon dari luka-luka yang biasa ditimbulkan oleh asam asetat dan membantu pengobatan infeksi lambung (maag). Pada kadar 20% madu mampu melemahkan bakteri pylori penyebab tukak lambung di piring percobaan.

g. Selain itu madu amat bergizi, melembutkan sistem alami tubuh, menghilangkan rasa obat yang tidak enak, membersihkan liver, memperlancar buang air kecil, cocok untuk mengobati batuk berdahak. Buah-buahan yang direndam dalam madu bisa bertahan sampai enam bulan.

Madu terbaik adalah yang paling jernih, putih dan tidak tajam serta yang paling manis. Madu yang diambil dari daerah gunung dan pepohonan liar memiliki keutamaan tersendiri daripada yang diambil dari sarang biasa, dan itu tergantung pada tempat para lebah berburu makanannya.

3. Minyak Zaitun

“Konsumsilah minyak zaitun dan gunakan sebagai minyak rambut, karena minyak zaitun dibuat dari pohon yang penuh berkah.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Fungsi minyak zaitun:

  1. Mengurangi kolesterol berbahaya tanpa mengurangi kandungan kolesterol yang bermanfaat.
  2. Mengurangi risiko penyumbatan (trombosis) dan penebalan (ateriosklerosis) pembuluh darah.
  3. Mengurangi pemakaian obat-obatan penurun tekanan darah tinggi.
  4. Mengurangi serangan kanker.
  5. Melindungi dari serangan kanker payudara. Sesendok makan minyak zaitun setiap hari mengurangi risiko kanker payudara sampai pada kadar 45%.
  6. Menurunkan risiko kanker rahim sampai 26%.
  7. Pengkonsumsian buah-buahan, sayuran, dan minyak zaitun memiliki peran penting dalam melindungi tubuh dari kanker kolon.
  8. Penggunaan minyak zaitun sebagai krim kulit setelah berenang melindungi terjadinya kanker kulit (melanoma)
  9. Berpengaruh positif melindungi tubuh dari kanker lambung dan mengurangi risiko tukak lambung.
  10. Mengandung lemak terbaik yang seharusnya dikonsumsi manusia seperti yang terdapat dalam ASI.
  11. Penggunaan sebagai minyak rambut mampu membunuh kutu dalam waktu beberapa jam saja.
Setiap penyakit itu ada obatnya, seperti hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya: “Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia menurunkan obatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim) Setiap kali Allah menurunkan penyakit, Allah pasti menurunkan penyembuhnya. Hanya ada orang yang mengetahuinya dan ada yang tidak mengetahuinya. Jauh sebelum ilmu pengetahuan berkembang pesat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah mengetahui dan menerapkan pengobatan yang terbukti kemanjurannya.

08 Desember 2008

Pengobatan Menggunakan Habbatus Sawda', Dengan Madu Dan Dengan Bekam

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.“Sesungguhnya di dalam habbatus sawda’ (jintan hitam) terdapat penyembuh bagi segala macam penyakit kecuali kematian”.Ibnu Syihab mengatakan : “Kata As-Saam di sini berarti kematian, sedangkan habbatus sawda’ berarti syuniz” [1]Habbatus sawda’ ini mempunyai manfaat yang sangat banyak. [2]Jintan hitam sangat bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit dengan izin Allah.

PENGOBATAN DENGAN MADU

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.“Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memikirkan” [An-Nahl : 69]Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.“Kesembuhan itu ada pada tiga hal, yaitu : Dalam pisau pembekam, meminumkan madu, atau pengobatan dengan besi panas (kayy). Dan aku melarang ummatku melakukan pengobatan dengan besi panas (kayy)”.

[3]PENGOBATAN DENGAN BEKAM

[4]Berbekam [5] termasuk pengobatan yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan bekam dan memberikan upah kepada tukang bekam.Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.“Sesungguhnya sebaik-baik apa yang kalian lakukan untuk mengobati penyakit adalah dengan melakukan bekam” [6]Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.“Sebaik-baik pengobatan penyakit adalah dengan melakukan bekam” [7]Wasiat Malaikat Untuk BerbekamDari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidaklah aku melewati seorang Malaikat –ketika di Mi’rajkan ke langit- kecuali mereka mengatakan ‘Wahai Muhammad, lakukanlah olehmu berbekam” [8]Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan ketika beliau di Isra’kan, tidaklah beliau melewati sekumpulan Malaikat melainkan mereka meminta kami,” Perintahkanlah ummatmu untuk berbekam” [9]Waktu Yang Paling Baik Untuk BerbekamRasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang ingin berbekam, hendaklah ia berbekam pada tanggal 17,19,21 (bulan Hijriyyah), maka akan menyembuhkan setiap penyakit” [10]Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu berkata : “Sesungguhnya hari yang paling baik bagimu untuk berbekam adalah hari ke 17, hari ke 19, dan hari ke 21 (bulan Hijriyyah)” [11]Hari yang paling baik untuk berbekam adalah pada hari Senin, Selasa dan Kamis. Sebaliknya hindari berbekam pada hari Rabu, Jum’at, Sabtu dan Ahad”

[12]PENGOBATAN MENGGUNAKAN AIR ZAMZAM

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda mengenai air zamzam ini.“Air zamzam itu penuh berkah. Ia merupakan makanan yang mengenyangkan (dan obat bagi penyakit)” [13].Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda.“Air zamzam tergantung kepada tujuan di minumnya” [14]Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membawa air zamzam (di dalam tempat-tempat air) dan girbah (tempat air dari kulit binatang), beliau menyiramkan dan meminumkannya kepada orang-orang yang sakit” [15]Ibnul Qayyim rahimahullah berkata : “Aku sendiri dan juga yang lainnya pernah mempraktekkan upaya penyembuhan dengan air zamzam terhadap beberapa penyakit, dan hasilnya sangat menakjubkan, aku berhasil mengobati berbagai macam penyakit dan aku pun sembuh atas izin Allah” [16]Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar Dia memberikan bimbingan kepada kita untuk dimudahkan dalam menggunakan pengobatan yang sesui dengan syari’at (Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam).

[Disalin dari buku Do’a & Wirid Mengobati Guna-Guna Dan Sihir Menurut Al-Qur’an Dan As-Sunnah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Cetakan Keenam Dzulhijjah 1426H/Januari 2006M]

Footnotes :

[1]. Al-Bukhari no. 5688/Al-Fath X/143, dan Muslim no. 2215 dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. Lafazh ini adalah lafazh Muslim.

[2]. Zaadul Ma’aad IV/297 dan lihat juga Ath-Thibbu Minal Kitab was Sunnah, karya Al-Allamah Muwaffaquddin Abdul Lathif Al-Baghdadi (hal.88)

[3]. HR Al-Bukhari no. 5681/Fathul Baari X/137. Lihat bab : “Beberapa manfaat madu”. Zaadul Ma’aad IV/50-62 dan juga Ath-Thibbu Minal Kitab was Sunnah, karya Al-Allamah Muwaffaquddin Abdul Lathif Al-Baghdadi (hal. 129-136)

[4]. Lihat bahasan ini dalam Manhajus Salaamah fiimaa Warada fil Hijaamah oleh Dr Muhammad Musa Nashr.

[5]. Bekam : Mengeluarkan darah kotor dari kepala, badan, dan anggota tubuh lainnya dengan alat bekam.

[6]. HR Abu Dawud no. 3857 dan Ibnu Majah no. 3476, Al-Hakim IV/410, Ahmad II/342 dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, lihat Shahiih Ibni Majah II/259 no 2800 dan Silsilah Al-Ahaadiits Ash-Shahiihah no. 760

[7]. HR Ahmad V/9,15,19, Al-Hakim IV/208 dari Samurah Radhiyallahu ‘anhu. Lihat Shahiih Al-Jaami’ish Shaghiir no. 3323, Silsilah Al-Ahaadiits Ash-Shahiihah no. 1053.

[8]. HR Ibnu Majah no. 3477, Shahiih Ibni Majah II/259 no. 2801, Silsilah Al-Ahaadiits Ash-Shahiihah no. 2263

[9]. HR At-Tirmidzi no. 2052, Shahiih Sunan At-Tirmidizi II/204 no. 1672

[10]. HR. Abu Dawud no. 3861 Al-Hakim, Al-Baihaqi IX/340 Dari Abu hurairah Radhiyallahu ‘anhu. Lihat Silsilah Al-Ahaadiits Ash-Shahiihah no 622

[11]. Shahiih Sunan At-Tirmdizi II/204 no. 1674

[12]. HR Ibnu Majah no. 3487, Shahiih Ibn Majah II/261, Silsilah Al-Ahaadiits Ash-Shahiihah no. 766

[13]. HR Muslim IV/1922 no. 2473 dan matan yang terdapat dalam kurung adalah menurut riwayat Al-Bazaar, Al-Baihaqi dan Ath-Thabrani, dan sanadnya Shahih. Lihat Majma’uz Zawaa’id III/286

[14]. HR Ahmad III/357, 372, Ibnu Majah no. 3062 dan lainya dari Jabir bin Abdillah Radhiyalahu ‘anhu, lihat Shahiih Ibni majah II/183 dan Irwaa’ul Ghalil no. 1123

[15]. HR At-Tirmidzi dan Al-Baihaqi V/202, lihat Shahiih At-Tirmidzi I/284, Silsilah Al-Ahaadiits Ash-Shahiihah no. 883. Dan juga Zaadul Ma’aad IV/392[16]. Zaadul Ma’aad IV/393 dan 178

Pentingnya Penyembuhan Dengan Al-Qur'an Dan As-Sunnah

Tidak diragukan lagi bahwa penyembuhan dengan Al-Qur’an dan dengan apa yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berupa ruqyah [1], merupakan penyembuhan yang bermanfaat sekaligus penawar yang sempurna.Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.“Katakanlah ; Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman” [Fushshilat : 44]“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman” [Al-Israa : 82]Pengertian “dari Al-Qur’an”, pada ayat di atas adalah Al-Qur’an itu sendiri. Karena Al-Qur’an secara keseluruhan adalah penyembuh, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat di atas [2]Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.“Hai sekalian manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian pelajaran dari Rabb kalian, dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” [Yunus : 57]Dengan demikian, Al-Qur’an merupakan penyembuh yang sempurna di antara seluruh obat hati dan juga obat fisik, sekaligus sebagai obat bagi seluruh penyakit dunia dan akhirat. Tidak setiap orang mampu dan mempunyai kemampuan untuk melakukan penyembuhan dengan Al-Qur’an. Jika pengobatan dan penyembuhan itu dilakukan secara baik terhadap penyakit, dengan didasari kepercayaan dan keimanan, penerimaan yang penuh, keyakinan yang pasti, terpenuhi syarat-syaratnya, maka tidak ada satu penyakit pun yang mampu melawan Al-Qur’an untuk selamanya. Bagaimana mungkin penyakit-penyakit itu akan menentang dan melawan firman-firman Rabb bumi dan langit yang jika (firman-firman itu) turun ke gunung, maka ia akan memporak-porandakan gunung-gunung tersebut, atau jika turun ke bumi, niscaya ia akan membelahnya.Oleh karena itu, tidak ada satu penyakit hati dan juga penyakit fisik pun melainkan di dalam Al-Qur’an terdapat jalan penyembuhannya, sebab kesembuhan, serta pencegahan terhadapnya bagi orang yang dikaruniai pemahaman oleh Allah terhadap Kitab-Nya. Dan Allah Azza wa Jalla (Yang Mahaperkasa lagi Mahaagung) telah menyebutkan di dalam Al-Qur’an beberapa penyakit hati dan fisik, juga disertai penyebutan penyembuhan hati dan juga fisik.Adapun penyakit-penyakit hati terdiri dari dua macam, yaitu : penyakit syubhat (kesamaran) atau ragu, dan penyakit syahwat atau hawa nafsu. Allah yang Mahasuci telah menyebutkan beberapa penyakit hati secara terperinci yang disertai dengan beberapa sebab, sekaligus cara penyembuhan penyakit-penyakit tersebut. [3]Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.“Dan apakah tidak cukup bagi mereka, bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya di dalam Al-Qur’an itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman” [Al-Ankabuut : 51]Al-Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah mengemukakan.“Barangsiapa yang tidak dapat disembuhkan oleh Al-Qur’an, berarti Allah tidak memberikan kesembuhan kepadanya. Dan barangsiapa yang tidak dicukupkan oleh Al-Qur’an, maka Allah tidak memberikan kecukupan kepadanya” [4]Mengenai penyakit-penyakit badan atau fisik, Al-Qur’an telah membimbing dan menunjukkan kita kepada pokok-pokok pengobatan dan penyembuhannya, dan juga kaidah-kaidah yang dimilikinya. Yakni, bahwa kaidah pengobatan penyakit badan secara keseluruhan terdapat di dalam Al-Qur’an, yaitu ada tiga point.1). Menjaga kesehatan2). Melindungi diri dari hal-hal yang dapat menimbulkan penyakit3). Mengeluarkan unsur-unsur yang merusak badan. [5]Jika seorang hamba melakukan penyembuhan dengan Al-Qur’an secara baik dan benar, niscaya dia akan melihat pengaruh yang sangat menakjubkan dalam penyembuhan yang cepat.Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata : “Pada suatu ketika aku pernah jatuh sakit, tetapi aku tidak menemukan seorang dokter atau obat penyembuh. Lalu aku berusaha mengobati dan menyembuhkan diriku dengan surat Al-Faatihah, maka aku melihat pengaruh yang sangat menakjubkan. Aku ambil segelas air zamzam dan membacakan padanya surat Al-Faatihah berkali-kali, lalu aku meminumnya hingga aku mendapatkan kesembuhan total. Selanjutnya aku bersandar dengan cara tersebut dalam mengobati berbagai penyakit dan aku merasakan manfaat yang sangat besar. Kemudian aku beritahukan kepada orang banyak yang mengeluhkan suatu penyakit dan banyak dari mereka yang sembuh dengan cepat”[6]Demikian juga pengobatan dengan ruqaa (jama’ dari ruqyah) Nabawi yang riwayatnya shahih merupakan obat yang sangat bermanfaat. Dengan ayat dan do’a yang dipanjatkan. Apabila do’a tersebut terhindar dari penghalang-penghalang terkabulnya do’a itu, maka ia merupakan sebab yang sangat bermanfaat dalam menolak hal-hal yang tidak disenangi dan akan tercapai hal-hal yang diinginkan. Yang demikian itu termasuk salah satu obat yang sangat bermanfaat, khususnya yang dilakukan berkali-kali. Dan do’a pun berfungsi sebagai penangkal bala’ (musibah), mencegah dan menyembuhkannya, menghalangi turunnya, atau meringankannya jika ternyata sudah sempat turun. [7]“Tidak ada yang dapat mencegah qadha’ (takdir) kecuali do’a, dan tidak ada yang dapat memberi tambahan pada umur kecuali kebajikan” [8]Tetapi yang harus dimengerti dengan cermat, yaitu bahwa ayat-ayat, dzikir-dzikir, do’a-do’a dan beberapa ta’awudz (permohonan perlindungan kepada Allah) yang dipergunakan untuk mengobati atau untuk ruqyah pada hakikatnya pada semua ayat, dzikir-dzikir, do’a-do’a dan ta’awwudz itu sendiri memberi manfaat yang besar dan juga dapat menyembuhkan. Namun, ia memerlukan penerimaan (dari orang yang sakit) dan kekuatan orang yang mengobati dan pengaruhnya. Jika suatu penyembuhan itu gagal, maka yang demikian itu disebabkan oleh lemahnya pengaruh pelaku, atau karena tidak adanya penerimaan oleh pihak yang diobati, atau adanya rintangan yang kuat di dalamnya yang menghalangi reaksi obat.Pengobatan dengan ruqyah ini dapat dicapai dengan adanya dua aspek, yaitu dari pihak pasien (orang yang sakit) dan dari pihak orang yang mengobatiYang berasal dari pihak pasien adalah berupa kekuatan dirinya dan kesungguhan bergantung kepada Allah, serta keyakinannya yang pasti bahwa Al-Qur’an itu memang penyembuh sekaligus rahmat bagi orang-orang yang beriman dan ta’awwudz yang benar yang sesuai antara hati dan lisan, maka yang demikian itu merupakan suatu bentuk perlawanan terhadap penyakit. Dan seseorang yang melakukan perlawanan tidak akan memperoleh kemenangan dari musuh kecuali dengan dua hal, yaitu :Pertama : Keadaan senjata yang dipergunakan haruslah benar, bagus dan kedua tangan yang menggunakannya pun harus kuat. Jika salah satu dari keduanya hilang, maka senjata itu tidak banyak berarti, apalagi jika kedua hal di atas tidak ada, yaitu, hatinya kosong dari tauhid, tawakkal, takwa, tawajjuh (menghadap, bergantung sepenuhnya kepada Allah) dan tidak memiliki senjata.Kedua : Dari pihak yang mengobati dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah juga harus memenuhi kedua hal di atas [9]. Oleh karena itu, Ibnut Tiin rahimahullah berkata : “Ruqyah dengan menggunakan beberapa kalimat ta’awwudz dan juga yang lainnya dari Nama-Nama Allah adalah pengobatan rohani. Jika dilakukan oleh lisan orang-orang yang baik, maka dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala kesembuhan tersebut akan terwujud” [10]Para ulama telah sepakat membolehkan ruqyah dengan tiga syarat, yaitu : [11][1]. Ruqyah itu dengan menggunakan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, atau Asma dan sifat-Nya, atau sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam[2]. Ruqyah itu boleh diucapkan dalam bahasa Arab atau bahasa lain yang difahami maknanya.[3]. Harus diyakini bahwa bukanlah dzat ruqyah itu sendiri yang memberikan pengaruh, tetapi yang memberi pengaruh itu adalah kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sedangkan ruqyah hanya merupakan salah satu sebab saja.
[Disalin dari buku Do’a & Wirid Mengobati Guna-Guna Dan Sihir Menurut Al-Qur’an Dan As-Sunnah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Cetakan Keenam Dzulhijjah 1426H/Januari 2006M]
Footnotes:
[1]. Ruqyah jama’nya adalah ruqaa, yaitu bacaan-bacaan untuk pengobatan yang syar’i (yaitu berdasarkan pada riwayat yang shahih, atau sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh para ulama).
[2]. Lihat Al-Jawaabul Kaafi Liman Sa’ala Anid Dawaa-isy Syaafi (jawaban yang memadai bagi orang yang bertanya tentang obat penyembuh yang mujarab) atau Ad-Daa’wad Dawaa’ (penyakit dan obatnya) karya Ibnul Qayyim (hal.7)
[3]. Lihat Zaadul Ma’aad karya Ibnul Qayyim (IV/6, IV/352)
[4]. Lihat Zaadul Ma’aad (IV/352)
[5]. Lihat sumber-sumber sebelumnya Zaadul Ma’aad (IV/6, 352)
[6]. Lihat Zaadul Ma’aad (IV/178) dan Al-Jawaabul Kaafi (hal. 23)
[7]. Lihat Al-Jawaabul Kaafi (hal. 22-25)
[8]. HR Al-Hakim I/493, Ibnu Majah no. 4022, Ahmad V/277, 280, 282 dan Ath-Thahawi no. 3069 dari Tsauban dan At-Tirmidzi no. 2139, Ath-Thahawi dalam Musykilul Autsaar VIII/78 no 3068 dari Salman dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani, lihat Silsilah Al-Ahaadits Ash-Shahiihah no. 154
[9]. Lihat Zaadul Ma’aad IV/67-68
[10]. Fathul Baari (X/196)[11]. Lihat Fathul Baari (X/195), juga Fataawa Al-Allamah Ibni Baaz (II/384)[12]. Lihat Al-Ilaaj bir Ruqaa Minal Kitaab wa Sunnah hal. 83

05 Desember 2008

Buah Simalakama di Era Modern?

Solusi Sehat secara Alamiah, Ilmiah dan Ilahiah

“IMUNISASI”

Buah Simalakama di Era Modern?

Kita semua mungkin berpandangan bahwa “imunisasi” adalah barang wajib. Bukan orang tua yang baik kalau tidak mengimunisasi anak secara lengkap. Selama ini masyarakat hanya mendapatkan informasi dari satu sisi yang cenderung sangat positif.

Di awal, saya sengaja menulis kata “imunisasi” dalam tanda kutip, untuk menegaskan perbedaan mendasar antara imunisasi dengan vaksinasi. Imunisasi adalah upaya merangsang penguatan sistem imunitas (kekebalan tubuh). Sementara vaksinasi hanyalah salah satu usaha melakukan imunisasi dengan cara memasukkan vaksin (kuman penyakit yang sudah dilemahkan) ke dalam tubuh.

Sebuah majalah terbitan komunitas Muslim di Amerika. Al Jumuah vol. 14 mengupas masalah imunisasi dari sudut pandang yang berbeda, yang ditulis Dr. Aisha Hamdan. Segala hal positif yang selama ini dipahami masyarakat tentang imunisasi, dinyatakan Aisha sebaai mitos. Aisha mengemukakan pandangannya itu dengan banyak data dan kasus.

Australia termasuk negara yang tidak mewajibkan warganya imunisasi. Hanya setengah warga Australia yang mau menerima imunisasi. Kemungkinan sakit kelompok yang menerima imunisasi di Australia dengan kelompok yang menolak imunisasi di tempa yang sama tidak berberda.

Dalam kasus dipteri meski imunisasi berjalan, kasus dipteri di Prancis naik 30 persen, di Hungaria naik 55 persen, bahkan di Jenewa (Swiss), naik hingga tiga kali lipat. Belum lagi imunisasi pertusis (batuk rejan). Tingkat efektivitas imunisasi tersebut hanya 50 persen. Kasus yang terjadi di Kansas (Amerika) menunjukan 90 persen penderita batuk rejan adalah orang yang sudah diimunisasi pertusis.

Sebuah lembaga pengembangan sains di Inggris mencatat bahwa penyakit anak di Negara tersebut bisa mencapai 90 persen pada periode 1850-1940. Ini terjadi jauh sebelum imunisasi dikenalkan secara massal. Singkatnya imunisasi bukan perangkat yang lengkap untuk mengamankan anak balita. Sebaliknya, program tersebut justru menjadi bahaya tersendiri bagi balita.

Pada tahun 1986, Kongres Amerika membuat The National Childhood Vaccine Injury Act (Peraturan untuk anak-anak korban imunisasi). Laporan itu diyakini belum mencerminkan kondisi nyata di negeri Paman Sam itu, Estimasi lapangan menyatakan bahwa sebenarnya, anak yang menjadi korban imunisasi bisa mencapai 120 ribu pertahun.

Aturan soal imunisasi yang dibuat kongres mewajibkan Negara untuk membayar 25o ribu dolar AS kepada keluarga yang bayinya meninggal kerena pengaruh imunisasi. Sedangkan bayi yang mengalami gangguan otak karena imunisasi , harus dikompensasi dengan uang jutaaan dolar AS.

Pada 1997 dilaporkan Al Jumuah,lebih dari 802 juta dollar AS dana yang harus diberikan kepada para korban imunisasi bisa mencapai 1,7 miliar dolar.

Lebih berbahaya lagi, ternyata dalam vaksin yang disuntikkan melalui imnisasi terkandung bahan-bahan kimia yang dampaknya bisa berbahaya, Pada dasarnya vaksn mengandung virus dan bakteri mati, komponen-komponen kuman, ekstrak racun atau organisme hidup yang keganasanyya telah dilemahkan. Untuk merangsang reaksi imun yang kuat terhadap organisme-organisme tersebut, pabrik obat menambahkan bahan-bahan perangsang kekebalan seperti squalene, alumunium, lipopolysachararide dll. yang disebut sebagai immune adjuvants.

Kombinasi dari adjuvant dengan orgasnisme yang bersangkutan memicu suatu respons imun (kekebalan) oleh tubuh, mirip seperti yang terjadi pada infeksi alami, kecuali satu perbedaan besar. Yaitu hampir tidak ada penyakit-penyakit tersebutt memasuki tubuh melalui injeksi. Umumnya masuk melalui selaput lender hidung, mulut, saluran napas, atau saluran cerna. Akibatnya , suntikan vaksin justru menghasilkan system imun yang abnormal.

Celakanya lagi, immune adjuvants ini menimbulkan stimulasi dalam kurun waktu yang panjang, yang justru berpotensi menimbulkan kerusakan sel-sel tubuh.

Belum lagi sampai saat ini bahan-bahan vaksin maupun proses produksinya belum bisa dijamin kehalalannya. Seperti dilansir majalah Suara Hidayatullah edisi September 2007 , seluruh vaksin yang beredar di dunia saat ini , termasuk vaksin miningtis yang diberikan kepada seliruh jemaah haji, menggunakan bahan haram dalam pembuatannya. Diantaranya enzim babi, ginjal kera, ginjal babi, hingga janin bayi hasil aborsi. (Masya Allah..)

Direktur Pemasaran PT Bio Farma, pabrik vaksin terbesar di Indonesia, Sarimuddin Sulaeman mengatakan, Bio Farma sebenarnya telah mengusahakan pengganti tripsin babi sejak tahun 2006. Namun penelitian ini memakan waktu setidaknya tiga tahun, hingga untuk sementara tripsin tersebut masih tetap digunakan.

Imunisasi Ala islam

Islam telah mengajarkan agar ibu-ibu menyusui bayinya hingga 2 tahun penuh (Al Baqarah:233). Penelitian modern telah membuktikan bahwa ASI adalah makanan terbaik di dunia. Kandungan gizi di dalamnya sangat efektif untuk membantu tubuh membangun system imun yang optimal.

Departemen Kesehatan Amerika Serikat menganjurkan ibu-ibu untuk memberikan ASI eksklisif hingga 6 bulan, sementara di Indonesia sendiri dianjurlan serupa hanya untuk 4 bulan, Rasulullah saw juga biasa melakukan tahnik pada bayi. Tahnik adalah mengunyah makanan hingga halus, biasa kurma, kemudian disuapkan kepada bayi,, Ini dijelaskan dalam hadits Bukhari-Muslim.

Orang sering salah interpretasi mengenai tahnik ini, bahkan dicurigai sebagai sarana penularan penyakit dari orang tua kepada anak. Padahal ini justru sebuah upaya memperkenalkan bayi pada berbagai potensi penyakit dari luar. Betul bahwa orang tua sang bayi mungkin mengidap berbagai macam penyakit. Dan jangan lupa bahwa air liur juga bagian dari system imun kita. Nah, informasi (database) penyakit dalam air liur orang tua bersama kuman-kuman yang tentunya juga sudah lemah karena bercampur dengan air liur itulah yang masuk ke tubuh sang bayi melalui mekanisme alamiah (bukan suntikan). Dan ini memberikan stimulasi bagi tubuh bayi untuk mengupdate system imunnya.

Bekam sebagai Imunisasi Alamiah

Rasulullah telah mengajarkan bahwa salah satu dari tiga kunci kesehatan (asy Syifa’) adalah konsiste melakukan hijamah/ bekam. Menarik untuk dikaji, bahwa ternyata mekanisme kerja bekam sangat mirip dengan vaksinasi, dengan meninggalkan segala efek negatifnya.

Bekam sebenarnya adalah usaha membuat kerusakan mikrosirkulasi yang disengaja. Tubuh akan berespon dengan mengawali munculnya peningkatan aktivitas system imun, baik yang berupa cairan (humoral) maupun yang berupa sel (seluler). Dengan perantara kimiawi seperi interleukin 1 dan 6 serta TNF alfa, system imun akan bekerja dan mempergiat proses perondaan, sehingga secara otomatis akan terjadi optimalisasi system imun.

Berbeda dengan vaksinasi, imunisasi melaui bekam ini lebih universal, tidak spesifik pada satu atau beberapa penyakit saja. Artinya sekali melakukan bekam, imunitas akan dihasilkan untuk semua jenis penyakit. Meski imunitas spesifik juga dapat dihasilkan jika bekam dilakukan pada kondisi tertentu.

Jika proses bekam ini dilakukan pada saat seseorang terkena atau terinfeksi virus, maka proses imun spesifik terhadap virus ini akan bekerja dengan lebih optimal. Jika seseorang menderita penyakit kanker. Maka system imun seluler yang bertugas untuk mengeliminir atau memusnahkan sel-sel kanker yang ganas akan bekerja pula dengan optimal. Jika proses bekam dilakukan pada seorang penderita penyakit jantung koroner, maka adanya faktor anti penggumpalan keping darah (trombosit) akan mengurangi resiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah koroner.

Menariknya lagi, stimulasi imunitas yang dihasilkan melalui mekanisme bekam bersifat temporer atau sementara. Ini sangat bermanfaat untuk mencegah hiperimunitas yang berpotensi menimbulkan kerusakan berlebihan pada sel-sel tubuh, seperti yang banyak terjadi “imunisasi” konvensional.

Namun, hal ini juga menjadikan efektifitas bekam akan berkurang bila tidak dilakukan secara rutin. Oleh karenanya, Rasulullah pun menganjurkan agar bekam ini dilakukan sebulan sekali utnuk pencegahan berbagai macam penyakit. Apalagi jika didukung dengan konsumsi madu serta herbal-herbal berkhasiat obat yang juga banyak disabdakan Rasulullah saw. Ternyata, jika kita memahami bagaimana hidup sehat secara islam, tidak ada lagi buah simalakama.

Wallâhu A’lam bi Ash-Shawâb.

Cara Teknis Pengobatan Nabawiy

Shahabat yang mulia Abu Sa‘id Al-Khudri rahimahullahu berkata: “Sejumlah shahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pergi dalam sebuah safar (perjalanan) yang mereka tempuh, hingga mereka singgah di sebuah kampung Arab. Mereka kemudian meminta penduduk kampung tersebut agar menjamu mereka, namun penduduk kampung itu menolak. Tak lama setelah itu, kepala suku dari kampung tersebut tersengat binatang berbisa. Penduduknya pun mengupayakan segala cara pengobatan, namun tidak sedikit pun yang memberikan manfaat untuk kesembuhan pemimpin mereka. Sebagian mereka berkata kepada yang lain: “Seandainya kalian mendatangi rombongan yang tadi singgah di tempat kalian, mungkin saja ada di antara mereka punya obat (yang bisa menghilangkan sakit yang diderita pemimpin kita).” Penduduk kampung itu pun mendatangi rombongan shahabat Rasulullah yang tengah beristirahat tersebut, seraya berkata: “Wahai sekelompok orang, pemimpin kami disengat binatang berbisa. Kami telah mengupayakan berbagai cara untuk menyembuhkan sakitnya, namun tidak satu pun yang bermanfaat. Apakah salah seorang dari kalian ada yang memiliki obat?”. Salah seorang shahabat berkata: “Iya, demi Allah, aku bisa meruqyah. Akan tetapi, demi Allah, tadi kami minta dijamu namun kalian enggan untuk menjamu kami. Maka aku tidak akan melakukan ruqyah untuk kalian hingga kalian bersedia memberikan imbalan kepada kami.” Mereka pun bersepakat untuk memberikan sekawanan kambing sebagai upah dari ruqyah yang akan dilakukan. Shahabat itu pun pergi untuk meruqyah pemimpin kampung tersebut. Mulailah ia meniup disertai sedikit meludah dan membaca: “Alhamdulillah rabbil ‘alamin” (Surah Al-Fatihah). Sampai akhirnya pemimpin tersebut seakan-akan terlepas dari ikatan yang mengekangnya. Ia pun pergi berjalan, tidak ada lagi rasa sakit (yang membuatnya membolak-balikkan tubuhnya di tempat tidur). Penduduk kampung itu lalu memberikan imbalan sebagaimana telah disepakati sebelumnya. Sebagian shahabat berkata: “Bagilah kambing itu.” Namun shahabat yang meruqyah berkata: “Jangan kita lakukan hal itu, sampai kita menghadap Rasulullah SAW, lalu kita ceritakan kejadiannya, dan kita tunggu apa yang beliau perintahkan.” Mereka pun menghadap Rasulullah SAW, lalu mengisahkan apa yang telah terjadi. Beliau bertanya kepada shahabat yang melakukan ruqyah: “Dari mana engkau tahu bahwa Al-Fatihah itu bisa dibaca untuk meruqyah? Kalian benar, bagilah kambing itu dan berikanlah bagian untukku bersama kalian.” Hadits di atas diriwayatkan Al-Imam Al-Bukhari rahimahullahu dalam kitab Shahih-nya no. 5749, kitab Ath-Thibb, bab An-Nafats fir Ruqyah. Diriwayatkan pula oleh Al-Imam Muslim rahimahullahu dalam Shahih-nya no. 5697 kitab As-Salam, bab Jawazu Akhdzil Ujrah ‘alar Ruqyah. Beberapa faedah yang dapat kita ambil dari hadits Abu Sa‘id Al-Khudri radhiallahu 'anhu di atas adalah: 1. Surah Al-Fatihah mustahab untuk dibacakan kepada orang yang disengat binatang berbisa dan orang sakit. 2. Boleh mengambil upah dari ruqyah dan upah itu halal. 3. Seluruh kambing itu sebenarnya milik orang yang meruqyah, adapun yang lainnya tidak memiliki hak, namun dibagikannya kepada teman-temannya karena kedermawanan dan kebaikan. 4. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam minta bagian dalam rangka lebih menenangkan hati para shahabatnya dan untuk lebih menunjukkan bahwa upah yang didapatkan tersebut halal, tidak mengandung syubhat. Demikian faedah yang disebutkan Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu dalam Al-Minhaj Syarhu Shahih Muslim (14/410). Pengobatan Nabawiyyah (At-Thibbun Nabawi) Bukan Pengobatan Alternatif. Keberadaan berbagai penyakit termasuk sunnah kauniyyah yang diciptakan oleh Allah SWT. Penyakit-penyakit itu merupakan musibah dan ujian yang ditetapkan Allah SWT atas hamba-hamba-Nya. Dan sesungguhnya pada musibah itu terdapat kemanfaatan bagi kaum mukminin. Shuhaib Ar-Rumi RA berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh mengagumkan perkara seorang mukmin. Sungguh seluruh perkaranya adalah kebaikan. Yang demikian itu tidaklah dimiliki oleh seorangpun kecuali seorang mukmin. Jika ia mendapatkan kelapangan, ia bersyukur. Maka yang demikian itu baik baginya. Dan jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar. Maka yang demikian itu baik baginya.” (HR. Muslim no. 2999) Termasuk keutamaan Allah SWT yang diberikan kepada kaum mukminin, Dia menjadikan sakit yang menimpa seorang mukmin sebagai penghapus dosa dan kesalahan mereka. Sebagaimana tersebut dalam hadits Abdullah bin Mas‘ud RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seorang muslim ditimpa gangguan berupa sakit atau lainnya, melainkan Allah SWT menggugurkan kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5661 dan Muslim no. 6511) Di sisi lain, sebagaimana Allah SWT menurunkan penyakit, Dia pun menurunkan obat bersama penyakit itu. Obat itupun menjadi rahmat dan keutamaan dari-Nya untuk hamba-hamba-Nya, baik yang mukmin maupun yang kafir. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits Abu Hurairah RA: “Tidaklah Allah SWT menurunkan penyakit kecuali Dia turunkan untuk penyakit itu obatnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5678) Abdullah bin Mas’ud RA mengabarkan dari Nabi SAW: “Sesungguhnya Allah SWT tidaklah menurunkan penyakit kecuali Dia turunkan pula obatnya bersamanya. (Hanya saja) tidak mengetahui orang yang tidak mengetahuinya dan mengetahui orang yang mengetahuinya.” (HR. Ahmad 1/377, 413 dan 453. Dan hadits ini dishahihkan dalam Ash-Shahihah no. 451)

CARA TEKNIS PENGOBATAN NABAWI

Banyak sekali cara pengobatan nabawi. Kami hanya menyebutkan beberapa di antaranya, yaitu:

1. Pengobatan dengan madu

Allah SWT berfirman tentang madu yang keluar dari perut lebah: “… Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.” (An-Nahl: 69).

Madu dapat digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit dengan izin Allah SWT. Di antaranya untuk mengobati sakit perut, seperti ditunjukkan dalam hadits berikut ini: “Ada seseorang menghadap Nabi SAW, ia berkata: ‘Saudaraku mengeluhkan sakit pada perutnya.’ Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Kemudian orang itu datang untuk kedua kalinya, Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Orang itu datang lagi pada kali yang ketiga, Nabi tetap berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Setelah itu, orang itu datang lagi dan menyatakan: ‘Aku telah melakukannya (namun belum sembuh juga malah bertambah mencret).’ Nabi bersabda: ‘Allah Mahabenar dan perut saudaramu itu dusta. Minumkan lagi madu.’ Orang itu meminumkannya lagi, maka saudaranya pun sembuh.” (HR. Al-Bukhari no. 5684 dan Muslim no. 5731).

2. Pengobatan dengan habbah sauda` (jintan hitam, Nigella sativa)

Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya habbah sauda` ini merupakan obat dari semua penyakit, kecuali dari penyakit as-samu”. Aku (yakni`Aisyah radhiallahu 'anha) bertanya: “Apakah as-samu itu?” Beliau menjawab: “Kematian.” (HR. Al-Bukhari no. 5687 dan Muslim no. 5727)

3. Pengobatan dengan susu dan kencing unta.

Anas RA menceritakan: “Ada sekelompok orang ‘Urainah dari penduduk Hijaz menderita sakit (karena kelaparan atau keletihan). Mereka berkata: ‘Wahai Rasulullah, berilah tempat kepada kami dan berilah kami akan.’ ketika telah sehat, mereka berkata: ‘Sesungguhnya udara kota Madinah tidak cocok bagi kami (hingga kami menderita sakit, –pent.).’ Rasulullah SAW pun menempatkan mereka di Harrah, di dekat tempat pemeliharaan unta-unta beliau (yang berjumlah 3-30 ekor). Beliau berkata: ‘Minumlah dari susu dan kencing unta-unta itu. Tatkala mereka telah sehat, mereka justru membunuh penggembala unta-unta Nabi SAW (setelah sebelumnya mereka mencungkil matanya) dan menggiring unta-unta tersebut (dalam keadaan mereka juga murtad dari Islam, -pent.). Nabi SAW pun mengirim utusan untuk mengejar mereka, hingga mereka tertangkap dan diberi hukuman dengan dipotong tangan dan kaki-kaki mereka serta dicungkil mata mereka.” (HR. Al-Bukhari no. 5685, 5686 dan Muslim no. 4329)

4. Pengobatan dengan berbekam (hijamah)

Ibnu ‘Abbas RA mengabarkan: “Sesungguhnya Rasulullah SAW berbekam pada bagian kepalanya dalam keadaan beliau sebagai muhrim (orang yang berihram) karena sakit pada sebagian kepalanya.” (HR. Al-Bukhari no. 5701) Rasulullah SAW juga bersabda: “Obat/kesembuhan itu (antara lain) dalam tiga (cara pengobatan): minum madu, berbekam dan dengan kay, namun aku melarang umatku dari kay.” (HR. Al-Bukhari no. 5680)

5. Ruqyah

Di antara cara pengobatan nabawi yang bermanfaat dengan izin Allah SWT adalah ruqyah yang syar’i, yang ditetapkan dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah yang shahih. Ketahuilah, Allah SWT menjadikan Al-Qur`anul Karim sebagai syifa` (obat/ penyembuh) sebagaimana firman-Nya: “Dan jikalau Kami jadikan Al-Qur`an itu suatu bacaan dalam selain bahasa Arab tentulah mereka mengatakan: ‘Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?’ Apakah (patut Al-Qur`an) dalam bahasa asing, sedangkan (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: ‘Al-Qur`an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang yang beriman’.” (Fushshilat: 44) “Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an apa yang merupakan syifa` dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Al-Isra`: 82). Huruf مِنْ dalam ayat di atas untuk menerangkan jenis, bukan menunjukkan tab‘idh (makna sebagian). Karena Al-Qur`an seluruhnya adalah syifa` dan rahmat bagi orang-orang beriman, sebagaimana dinyatakan dalam ayat sebelumnya (yaitu surat Al-Fushshilat: 44).” (Ad-Da`u wad Dawa`, hal. 7) Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullahu berkata ketika memberikan komentar terhadap hadits yang menyebutkan tentang wanita yang menderita ayan (epilepsi): “Dalam hadits ini ada dalil bahwa pengobatan seluruh penyakit dengan doa dan bersandar kepada Allah SWT adalah lebih manjur serta lebih bermanfaat daripada dengan obat-obatan. Pengaruh dan khasiatnya bagi tubuh pun lebih besar daripada pengaruh obat-obatan jasmani. Namun kemanjurannya hanyalah didapatkan dengan dua perkara: 1) dari sisi orang yang menderita sakit, yaitu lurus niat / tujuannya, 2) dari sisi orang yang mengobati, yaitu kekuatan bimbingan/arahan dan kekuatan hatinya dengan takwa dan tawakkal. Wallahu a’lam.” (Fathul Bari 10/115).

Dalam hadits Abu Sa‘id Al-Khudri radhiallahu 'anhu tentang ruqyah dengan surat Al-Fatihah yang dilakukan salah seorang shahabat, benar-benar terlihat pengaruh obat tersebut pada penyakit yang diderita sang pemimpin kampung. Sehingga obat itu mampu menghilangkan penyakit, seakan-akan penyakit tersebut tidak pernah ada sebelumnya. Cara seperti ini merupakan pengobatan yang paling mudah dan ringan. Seandainya seorang hamba melakukan pengobatan ruqyah dengan membaca Al-Fatihah secara bagus, niscaya ia akan melihat pengaruh yang mengagumkan dalam kesembuhan. Al-Imam Ibnu Qayyim rahimahullahu berkata: “Aku pernah tinggal di Makkah selama beberapa waktu dalam keadaan tertimpa berbagai penyakit. Dan aku tidak menemukan tabib maupun obat. Aku pun mengobati diriku sendiri dengan Al-Fatihah yang dibaca berulang-ulang pada segelas air Zam-zam kemudian meminumnya, hingga aku melihat dalam pengobatan itu ada pengaruh yang mengagumkan. Lalu aku menceritakan hal itu kepada orang yang mengeluh sakit. Mereka pun melakukan pengobatan dengan Al-Fatihah, ternyata kebanyakan mereka sembuh dengan cepat.” Subhanallah! Demikian penjelasan dan persaksian Al-Imam Ibnu Qayyim rahimahullahu terhadap ruqyah serta pengalaman pribadinya berobat dengan membaca Al-Fatihah. (Ad-Da`u wad Dawa` hal. 8, Ath-Thibbun Nabawi hal. 139) Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan berkata: “Sungguh Allah SWT telah menjadikan Al-Qur`an sebagai syifa` bagi penyakit-penyakit hissi (yang dapat dirasakan indera) dan maknawi berupa penyakit-penyakit hati dan badan. Namun dengan syarat, peruqyah dan yang diruqyah harus mengikhlaskan niat. Dan masing-masing meyakini bahwa kesembuhan itu datang dari sisi Allah SWT SWT. Dan ruqyah dengan Kalamullah merupakan salah satu di antara sebab-sebab yang bermanfaat.” Beliau juga berkata: “Pengobatan dengan ruqyah Al-Qur`an merupakan Sunnah Rasulullah SAW dan amalan salaf. Mereka dahulu mengobati orang yang terkena ‘ain, kesurupan jin, sihir dan seluruh penyakit dengan ruqyah. Mereka meyakini bahwa ruqyah termasuk sarana yang mubah lagi bermanfaat, sementara yang menyembuhkan hanyalah Allah SWT.” (Al-Muntaqa min Fatawa Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan, juz 1, jawaban soal no. 77).

Thibbun Nabawi Memberi Pengaruh bagi Kesembuhan dengan Izin Allah SWT. Mungkin ada di antara kita yang pernah mencoba melakukan pengobatan dengan thibbun nabawi dengan minum madu misalnya atau habbah sauda`. Atau dengan ruqyah membaca ayat-ayat Al-Qur`an dan doa-doa yang diajarkan Rasulullah SAW, namun tidak merasakan pengaruh apa-apa. Penyakitnya tak kunjung hilang. Ujung-ujungnya, kita meninggalkan thibbun nabawi karena kurang percaya akan khasiatnya, lalu beralih ke obat-obatan kimiawi. Mengapa demikian? Mengapa kita tidak mendapatkan khasiat sebagaimana yang didapatkan Al-Imam Ibnu Qayyim rahimahullahu ketika meruqyah dirinya dengan Al-Fatihah? Atau seperti yang dilakukan oleh seorang shahabat ketika meruqyah kepala suku yang tersengat binatang berbisa di mana usai pengobatan si kepala suku (pemimpin kampung) sembuh seakan-akan tidak pernah merasakan sakit? Di antara jawabannya, sebagaimana ucapan Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu yang telah lewat, bahwasanya manjurnya ruqyah (pengobatan dengan membaca doa-doa dan ayat-ayat Al-Qur`an) hanyalah diperoleh bila terpenuhi dua hal di atas. Al-Imam Ibnu Qayyim rahimahullahu berkata: “Ada hal yang semestinya dipahami, yakni zikir, ayat, dan doa-doa yang dibacakan sebagai obat dan yang dibaca ketika meruqyah, memang merupakan obat yang bermanfaat. Namun dibutuhkan respon pada tempat, kuatnya semangat dan pengaruh orang yang meruqyah.

Bila obat itu tidak memberi pengaruh, hal itu dikarenakan lemahnya pengaruh peruqyah, tidak adanya respon pada tempat terhadap orang yang diruqyah, atau adanya penghalang yang kuat yang mencegah khasiat obat tersebut, sebagaimana hal itu terdapat pada obat dan penyakit hissi. Tidak adanya pengaruh obat itu bisa jadi karena tidak adanya penerimaan thabi’ah terhadap obat tersebut. Terkadang pula karena adanya penghalang yang kuat yang mencegah bekerjanya obat tersebut. Karena bila thabi’ah mengambil obat dengan penerimaan yang sempurna, niscaya manfaat yang diperoleh tubuh dari obat itu sesuai dengan penerimaan tersebut.

Demikian pula hati. Bila hati mengambil ruqyah dan doa-doa perlindungan dengan penerimaan yang sempurna, bersamaan dengan orang yang meruqyah memiliki semangat yang berpengaruh, niscaya ruqyah tersebut lebih berpengaruh dalam menghilangkan penyakit.” (Ad-Da`u wad Dawa`, hal. 8). Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu menyatakan, terkadang sebagian orang yang menggunakan thibbun nabawi tidak mendapatkan kesembuhan. Yang demikian itu karena adanya penghalang pada diri orang yang menggunakan pengobatan tersebut. Penghalang itu berupa lemahnya keyakinan akan kesembuhan yang diperoleh dengan obat tersebut, dan lemahnya penerimaan terhadap obat tersebut.